Friday, April 27, 2007

Nelayan Lokhseudeu Terima Bantuan Boat






ACEH. Future Project adalah salah satu program recovery Aceh yang digulirkan oleh Rumah Zakat Indonesia dalam bentuk pemberian bantuan boat lengkap dengan fasilitas untuk menangkap ikan seperti ice box dan jaring. 5 nelayan yang terdiri dari Tgk. Zamzami, Ansari, Samsinan, Yusuf Rahman dan Basri Pawang Dara adalah penerima bantuan boat yang merupakan donasi dari Yayasan Shamsuddin Abdul Kadir dari Malaysia.

Kamis (19/4), Rumah Zakat Cabang Aceh mengadakan kegiatan Peusijuk (syukuran ala Aceh) dan serah terima boat yang dihadiri langsung oleh utusan dari Yayasan Shamsuddin Abdul Kadir dari Malaysia yaitu Encik Abdullah bin Yunus, Encik Zulkarnaen dan Encik Abdul Rasyid. Kegiatan berlangsung di Desa Lhokseudu – Lhoknga, Aceh Besar yang merupakan salah satu kampung para nelayan. Desa yang terletak di pesisir pantai Lhoknga ini juga terkena dampak dahsyatnya gelombang tsunami. Ini terlihat dari rumah-rumah penduduk yang sebagian besar merupakan rumah bantuan dari NGO.

Encik Abdullah bin yunus turut memberi kata sambutannya dalam acara tersebut. “ Dari Yayasan Shamsuddi Abdul Kadir menyampaikan salam kepada puan-puan semuanyeu. Kami berharap dari bantuan yang diberi ini untuk bapak-bapak mitra dapat dijalankan dengan sebaik mungkin oleh bapak-bapak. Mudah-mudahan bapak dapat bekerja dengan sepenuh hati, jujur dan amanah. Terimakasih kami ucapkan kepada Pimpinan Rumah Zakat Indonesia atas kerjasama dalam menjalankan project ini. Dan insyaallah, kami berharap dimasa hadapan mungkin ada lagi project yang bisa dikerjakan bersama untuk kebaikan umat kita semua. “ tutur Encik Abdullah dalam kata sambutannya.

Selain kegiatan serah terima boat, para tamu dari negri jiran ini juga diminta untuk ikut dalam konvoi menggunakan boat yang sudah dilengkapi mesin boat ini. Selama 20 menit, rombongan panitia, tamu beserta para nelayan mengarungi laut lepas pantai Lhoknga. Para nelayan mengatakan, Jum’at (20/4) sudah dapat mulai melaut karena boat mereka sudah siap untuk melaut dan kembali dapat memperoleh penghasilan dengan profesinya sebagai nelayan.***


Newsroom/Teuku Farhan
Aceh

Read More......

Foto MOtor Boat Rumah zakat Indonesia di Aceh










Read More......

Mitra Boat Di Meulaboh Terus Berkembang


ACEH. Project Manager Boat Rumah Zakat Cabang Aceh, Rusdi Saleh Koto selama 3 hari (23-25/4) berkunjung ke Meulaboh, Aceh Barat untuk menemui enam mitra boat yang mendapat bantuan boat dari Rumah Zakat Indonesia. Kunjungan ini sekaligus untuk meninjau perkembangan para mitra boat selama menggunakan boat. sejak bulan Januari 2007. Sebelummendapat bantuan, boat para mitra hancur akibat ikut tersapu gelombang tsunami pada tahun 2004 lalu.

Keenam nelayan ini adalah M.Basir, T. Adlan, M. Jamin yang berasal dari kec. Meureubo, Amri dari kec. Lhokbubon dan Wahyuni dari kec. Cot ploh menerima boat bantuan dengan dana yang bersumber dari Muslim Aid Australia. Dan Muslim Shaleh dari Kec. Nagan Raya menerima boat hasil donasi dari MUI – Solo.

Program bantuan boat ini diperuntukkan kepada para nelayan korban tsunami untuk mengatasi problem yang selama ini mereka alami yaitu tidak dapat melaut lagi karena boat yang biasa mereka gunakan untuk melaut hancur diterjang gelombang tsunami.

Boat yang menghabiskan biaya Rp 74-96 jt/unit ini menggunakan sistem pinjaman lunak sehingga dapat meringankan beban nelayan, mereka mencicilnya dalam jangka waktu 2 tahun. Dana yang dikembalikan oleh para mitra boat ini akan digulirkan lagi untuk membantu para nelayan lain yang belum mendapatkan bantuan boat. Project Manager Boat, Rusdi Saleh Koto berharap, bantuan boat yang diterima oleh para nelayan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin karena ini adalah amanah dari donatur yang simpati terhadap para nelayan yang mendapat musibah. “ Alhamdulillah, para mitra sekarang sudah dapat melaut dan mencari hasil tangkapan ikan seperti yang pernah dijalaninya dulu dan dapat kembali menafkahi keluarganya. Kami berharap para mitra dapat bekerja dengan jujur dan amanah. “ ujar Rusdi saat ditemui di kantor Rumah Zakat Cabang Aceh di Lamlagang.***

Newsroom/ Teuku Farhan Alian
Banda Aceh

Read More......

Sunday, April 22, 2007

Baksos Siaga Sehat Rumah Zakat Indonesia Cab. Pekanbaru

Rumah Zakat Indonesia Cabang Pekanbaru kembali mengadakan aksi Siaga Sehat kali ini desa yang terpilih adalah desa Seroja Kelurahan Kulim Kecamatan Tenayan Raya, bekerjasama dengan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Riau. Dalam aksi kali ini Rumah Zakat Idonesia menurunkan 7 relawan terbaiknya, ditambah 2 orang dokter, 1 perawat dan 1 apoteker. Satu kebanggan juga karena dalam acara ini hadir Senior Manager Regional III Rumah Zakat Indonesia Bapak Haris dan dan Branch Manager Rumah Zakat Indonesia Cabang Pekanbaru, juga hadir Bapak Lurah Kulim Bapak Faisal Herdi.

Sebagaimana biasa, rangkaian acara dimulai dengan pembukaan, berupa tilawah Alquran dan beberapa kata sambutan. Kata sambutan pertama disampaikan oleh Bapak Faisal Fajar selaku Branch Manager Rumah Zakat Indonesia Cabang Pekanbaru, dalam sambutannya Beliau berharap apa yang dilakukan Rumah Zakat hari ini akan membawa banyak manfaat dan berkah bagi warga sekitarnya, beliau juga mengenalkan produk kornet superqurban Rumah Zakat Indonesia yang hari itu juga akan diberikan secara gratis pada warga. Bapak Lurah sendiri dalam sambutannya mengucapkan banyak terimakasih pada Rumah Zakat Indonesia yang telah berkenan memberikan pelayanan di desa yang ia pimpin, rasa terimakasih juga beliau sampaikan pada Mahasiswa yang telah mengkoordinir acara ini sehingga dapat terlaksana dengan baik.

Dalam aksi kali ini berhasil terlayani 110 pasien, yang sebahagian besar adalah anak-anak dan ibu-ibu. Juga tersalurkan 100 paket pakaian baru sumbangan dari donatur dan 100 paket kornet kurban. Untuk kornet kurban masing-masing warga mendapatkan 2 kaleng dalam satu paket.

Ada 2 kasus yang menjadi perhatian khusus relawan dan tim medis ketika melakukan aksi kali ini. Kasus pertama adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah cukup lama menderita epilepsy yang ketika acara berlangsung sempat kambuh, dan beliau cukup lama juga tergeletak tidak sadarkan diri di lokasi acara. Kasus kedua adalah seorang lelaki, kepala rumah tangga, yang sudah 2 bulan ini menderita sakit . Karena sakitnya itulah beliau kemudian tidak dapat hadir di tempat acara pengobatan berlangsung. Tim dokter dan relawan kemudian berinisiatif menyambangi beliau di rumahnya .Dari hasil diagnosa yang dilakukan tim dokter, didapat kesimpulan beliau menderita hepatitis dan malaria, walau belum dalam kondisi yang cukup parah. Setelah memberikan obat dan beberapa saran tim dokter dan relawan meninggalkan rumah beliau dengan harapan obat yang diberikan bisa membawa berkah dan bisa membawa kesembuhan buat beliau.

Aksi Siaga Sehat ni berakhir pukul 15.00 wib, setelah makan siang dan beramah tamah sebentar bersama mahasiswa , tim Rumah Zakat Indonesia akhirnya meninggakan lokasi acara, dengan harapan apa yang dilakukan hari ini bisa benar-benar membawa manfaat bagi warga.


Penulis : Tatik Suspita
Cabang : Pekanbaru

Read More......

Thursday, April 19, 2007

Bantuan Modal Tak Melulu Dalam Bentuk Uang


BANDUNG. Rahmat Hidayat (39) kini harus menghidupi 7 orang anak, 4 orang anak dari dari Titi Rohaeti (35) yang suaminya meninggal dunia, serta 3 orang anak lagi buah pernikahannya dengan Titi berapa tahun yang lalu. Pria ini aslinya adalah warga Dusun Citeureup RT 03/04 Desa Cilayung kec. Jatinangor Sumedang.

Keseharian ayah 7 anak ini adalah menumpang bus menuju pasar Tanjungsari Sumedang yang berjarak puluhan kilometer untuk menjajakan dagangannya yang berupa Gembol Nasi (kain seperti jaring untuk menanak nasi) dan taplak TV yang dibuat sendiri di malam harinya. Barang-barang dagangannya kemudian ia tawarkan kepada setiap pengunjung pasar.

Selasa (17/4) Rahmat datang ke Rumah Zakat Indonesia cabang Bandung setelah sebelumnya datang ke LKMS Mozaik sesuai anjuran staf Youth Care yang menemuinya. Namun karena merasa belum mampu untuk menyanggupi biaya cicilan pengembalian pembiayaan, ia datang kembali ke Rumah Zakat untuk meminta bantuan yang menurut dirinya lebih ringan untuk mengembalikannya. Maka Rahmat pun akhirnya diberikan modal berupa pakaian yang merupakan hasil donasi beberapa donatur dan mitra. Modal ini rencananya akan didagangkan oleh Rahmat, dan sesuai perjanjian akan ada proses bagi hasil. Adapun barang yang diberikan seperti mukena, baju anak dan juga kerudung.

Selain di pasar, setiap hari Minggu Rahmat pun akan menjajakan barang jualannya di bilangan salah satu kampus universitas negeri di Jatinangor. Kawasan ini menjadi sarana berjualan yang cukup efektif karena pembeli yang datang setiap pekan senantiasa banyak. Sembari menunjukkan barang dagangannya, Rahmat tersenyum bahagia seakan ia telah menggenggam harapan baru di tangannya. Selamat berjuang untuk Pak Rahmat ... semoga usahanya senantiasa barokah.***


Newsroom/Alamsyah Nuruzzaman
Bandung

Read More......

Friday, April 13, 2007

KORNET SUPERQURBAN DI Peguunga Seribu

YOGYAKARTA. Perjalanan menuju ke dusun itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Tidak saja sulit, tetapi bahkan berbahaya. Jalannya curam-mendaki, berkelak-kelok tajam, terjal dan dengan bentangan jurang yang mengapit di sepanjang kanan-kiri jalan. Diperlukan pengemudi berpengalaman, tangkas dan bernyali besar untuk menyusurinya. Dan di dusun itulah Rumah Zakat Indonesia di penghujung Maret kemarin mendistribusikan Superqurban.


Dusun itu bernama Wuluh. Berada di wilayah administratif Desa Purwodadi, kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Diperlukan waktu sekitar tiga jam untuk bisa sampai di dusun yang berada di sebelah timur Kota Yogyakarta itu. Gunung Kidul sendiri merupakan daerah yang berada di atas jajaran pegunungan seribu yang membentang hingga Pacitan Jawa Timur.

Secara geografis daerah Gunung Kidul-- terutama bagian selatan-- penuh perbukitan terjal dengan tanah kering-kerontang. Masyarakat di sana sebagian besar hidup bertani dengan menanam palawija di lahan tadah hujan yang panen setahun sekali. Mereka lekat dengan stigma keterbelakangan budaya, keterbatasan sumber daya ekonomi, tingkat pendidikan rendah dan akses kesehatan yang sulit. Hingga saat ini realitas di sana memang tidak jauh berbeda dengan stigma tersebut. Termasuk di Dusun Wuluh ini.

Distribusi Superqurban yang dilakukan Rumah Zakat di sana, merupakan bagian dari aksi sosial dan aksi siaga sehat untuk masyarakat di daerah minus. Dusun ini sendiri sudah sejak lama menjadi dusun binaan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Sehingga tim Rumah Zakat Indonesia bisa sampai di sana berkat kerja sama yang dijalin dengan pihak UAD. Tim Rumah Zakat terdiri dari dokter dan relawan.

Aksi ini dihadiri oleh sekitar seratus warga dusun Wuluh. Kehadiran sedemikian banyak warga adalah sesuatu yang luar biasa. Mengingat rumah warga rata-rata berjauhan dengan medan perjalanan yang begitu berat untuk dapat berkumpul. Apalagi mereka kebanyakan telah berusia lanjut dan harus datang tertatih-tatih dengan berjalan kaki.

Pada kesempatan tersebut didistribusikan sebanyak 150 kaleng Superqurban. Kemudian juga didistribusikan pakaian pantas pakai dan sembako. Bersamaan dengan itu sekaligus dilakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis pada setiap warga yang datang.

Kehadiran sedemikan banyak warga menunjukkan respon mereka yang sangat bagus terhadap aksi sosial dan aksi siaga sehat Rumah Zakat Indonesia. ”Saya sangat senang dan berterima kasih dengan segala bantuan dan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di dusun ini oleh Rumah Zakat. Apalagi kami sangat jarang mendapatkan bantuan semacam ini. Saya berharap Rumah Zakat dapat kembali ke sini lagi kelak”, ujar Ny. Tarni (70 th) salah seorang warga yang turut hadir.

Rumah Zakat Indonesia memang harus kembali ke sana. Termasuk ke dusun-dusun minus lainnya di belahan selatan pegunungan seribu. Mereka semua menunggu uluran tangan.***


Newsroom/Waluyo
Yogyakarta

Read More......

Wednesday, April 11, 2007

KIDS CENTER: Petualangan Bersama Anak Pangandaran

CIAMIS. Nur (9), salah satu anak korban Tsunami di Pangandaran berujar: “Belajarnya enak, seneng. Permainannya rame…gak bosan. Kid center seneng,” ketika ditanya tentang kesannya mengikuti Kids Center yang digelar Rumah Zakat Indonesia bekerja sama dengan Pusat Layanan Pendidikan (Pulpen). Kids Center adalah program pendidikan yang bertujuan utama untuk menanggulangi trauma anak pasca bencana Tsunami.


Meskipun bencana yang menimpanya sudah satu tahun berlalu, tapi kenangan kelam belum dapat begitu saja berlalu dari ingatannya. Di Pangandaran, anak-anak lain yang memiliki pengalaman seperti Nur pun relatif banyak, sehingga implementasi Kids Center diharapkan dapat memberi kontribusi dalam proses pemulihannya. Program yang berlangsung selama satu bulan ini berakhir pada Minggu (11/4), setelah mengimplementasikan kegiatan seperti Fun Learning, Tenda Ilmu, Madrasah Sore, serta Kids Club.

Semua kegiatan berorientasi untuk meningkatkan kreativitas serta menstimulir emosi positif dan kecerdasan sosial anak-anak, yang telah mencakup 220 orang anak korban Tsunami Pangandaran yang tersebar di kecamatan Pangandaran, Parigi, dan Cikangkung. Kids Center ditutup dengan Open House yang menampilkan berbagai hasil karya anak-anak, serta perlombaan seperti lomba menulis surat guru, mewarnai, dan menggambar, yang diwarnai keceriaan dan senyum anak-anak.***


Newsroom/Heny Widiastuti
Bandung

Read More......

Monday, April 9, 2007

Bakso membawa barokah

Berawal dari membantu usaha dagang orangtua berjualan Bakso di pasar Kiaracondong, Neneng Herlina (37 ) yang kala itu masih berusia 16 tahun ikut merasakan jerih payah sang Ibu mengarungi manis pahitnya mencari nafkah untuk menghidupi keluarga.

Neneng muda meneruskan berdagang Bakso dari semenjak usia 18 tahun tepat setelah sang Ibu meninggal dunia, di tempat biasa orang tuanya mangkal. Ia biasa menjajakan dagangannya mulai dari pukul 05.30 hingga 19.00 wib.

Senin, 09/04, Marketing Support melakukan wawancara dengan Ibu yang juga alumni SMEA Muslimin Bandung ini mengaku setiap harinya setiap hari dagangannya ludes terjual, kadang habis 4 kilo itu hari-hari biasa dengan omset perharinya mencapai Rp. 120.000,-, tegas ibu 2 orang anak dengan semangat. Kalo bulan Ramadhan dirinya sanggup meraup untung hingga jutaan rupiah. Neneng menceritakan sang suami Ujang Supiyandi (41) pernah menjalankan usaha Furnitur namun ada kendala juga dalam segi modal, akhirnyapun usahnya tersendat-sendat.

Ibu yang tinggal di Kebonjayanti No. 187/ 134 B mendapat pembiayaan permodalan dari LKMS MOZAIK Rp. 1 Juta setelah beberapa hari dirinya mengajukan permohonan. Kalau rencana awalnya sih mau pinjam Rp. 3 Juta untuk merenovasi tempatnya ia biasa berjualan karena selama ini ia masih menempati tempat kecil yang masih dikatakan sangat sederhana, dirinya berharap banyak pada LKMS MOZAIK bisa membantu mewujudkan impiannya sehingga ia akan mempunyai tempat jualan yang lebih layak.

Selama 12 tahun ia berjualan Bakso dan Es Campur Neneng juga pernah mengalami jatuh bangun, rugi, ataupun kendala keuangan namun dirinya berfikir untuk bangun lagi dan berjualan lagi yang kemudian Baksonya bisa diandalkan untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya bahkan ia mengaku dari hasil dagangannya sanggup membantu kebutuhan saudara-saudaranya yang masih tinggal serumah dengannya.

Dirinya merasa sangat terbantu ketika ada lembaga yang berorientasi memberdayakan atau membantu orang-orang yang memang sedang membutuhkan modal untuk dagang atau mengembangkan usahanya, menurutnya dirinya pernah juga terjebak oleh rentenir yang dengan sengaja menjanjikan uang namun dengan imblan bunga yang membuat daganganya nyaris terseok-seok dan Neneng mengaku nggak barokah pinjam uang di rentenir, tapi ketka LKMS MOZAIK hadir menawarkan pinjaman untuk modal usaha dirinya merasa lega karena dengan sistem bagi hasil dirinya mengaku tidak kebertan walaupun harus memberikan bagi hasil.

Diakhir bincang-bincang ibu yang selalu murah senyum ini begitu berharap kedepannya dirinya akan mendapat bantuan yang lebih besar sehingga usah berjualna Baksonya semakin maju. Maju terus Bu Neneng....semoga usahanya semakin barokah....

Penulis : Alamsyah Nuruzzaman
Cabang : Bandung

Read More......

Sunday, April 8, 2007

Catatan Perjalanan 3 : Hujan Lebat mengiringi Kepergian Samantha ke Klinik

Di luar rumah Samantha, Langit terlihat medung. Ya, pertanda akan turun hujan. Beberapa menit setelah kami berbincang dengan Ibundanya, Sang Ayah Rudi tiba dan langsung menyalami kami dan kemudian menceritakan bagaimana proses kelahiran Samantha yang juga tergolong tidak normal. Menurut pengakuan ayahnya, Samantha lahir di rumah sakit dengan operasi Caesar dengan berat tak lebih dari 2 Kg. Tubuhnya mungil dan terlihat hanya kulit yang membungkus tulang.

Kilat mulai menyambar dan gerimis mulai turun. Samantha yang sedari tadi berlarian di halaman rumah bersama neneknya segera dibawa masuk ke dalam rumah. Saat itu kami berkesempatan menggendong balita yang selalu tampil ceria ini. Tak malu – malu, Samantha duduk dipangkuan Marketing Officer. Saat memegang dadanya, baru terasa bahwa ada ketidak normalan pada tubuh Samantha. Jantungnya berdegup sangat kencang. Bahkan sepertinya melebihi degup jantung anak – anak seusianya yang sehabis berlarian ataupun berolahraga.

Di luar rumah, Ubaidillah Youth & Health Care Off sibuk menelepon rumah sakit. Rencananya, Samantha akan dibawa untuk diperiksa lebih lanjut. Hujan akhirnya turun dengan lebat. Diputuskan Samantha akan dibawa ke Klinik BSMI di Cililitan Jakarta Timur. Sebelumnya kami ingin membawa ke RBG Rumah Zakat Indonesia. Namun, mengingat fasilitas yang belum memungkinkan akhirnya Samantha di bawa ke Klinik BSMI tersebut.

Setelah berganti pakaian serta diiringi oleh lebatnya hujan dan guntur yang menggelegar, Samantha dan keluarganya (Baca : Ayah, Ibu, Ibu RT Perumahan Inkopad, dan Ibu Uun) berangkat menuju Cililitan dengan menggunakan Ambulance Gratis Rumah Zakat Indonesia.



Penulis : Saidurrohman
Cabang : Tangerang

Read More......

Wednesday, April 4, 2007

Si Jago Merah lalap 157 Rumah di Belawan

Medan : Kebakaran dahsyat kembali terjadi di Belawan. Selasa (3/4) malam kebakaran terjadi di kompleks Perumahan Pelabuhan Belawan I Kecamatan Medan Belawan. Api baru bisa di padamkan Rabu (4/4) dini hari.

Dalam peristiwa ini 157 rumah yang dihuni 325 kepala keluarga atau 722 jiwa hangus terbakar. Dari informasi yang diterima, kepanikan yang luar biasa mengakibatkan banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan harta bendanya. Walau terlihat beberapa warga sempat menyelamatkan televisi, perabotan seperti kursi dan lemari musnah terbakar. Bahkan, sejumlah surat-surat penting diantaranya ijazah tak sempat diselamatkan.

Pemko Medan melalui Wakil Walikorta, H Ramli MM telah memberikan bantuan secara simbolis kepada para korban kebakaran. Kapoltabes Medan yang baru satu hari menjabat, Bambang Sukamto juga memberikan bantuannya. Kepolisian telah melakukan penyelidikan tentang penyebab terjadinya kebakaran. Dugaan sementara api berasal dari arus pendek setelah listrik menyala.

Relawan Rumah Zakat Indonesia yang pada kebakaran November silam turut membantu saat ini telah turun kelapangan. Direncanakan akan menyalurkan bantuan bagi para warga yang mengungsi di tiga tempat yaitu gedung olah raga Belawan, Masjid dan lapangan sepak bola.

Sumber : Analisa

Penulis : Andrie Mahriza
Cabang : Medan

Read More......

Catatan Perjalanan : Tak Ada Biaya Untuk Periksa, Samantha dibiarkan Membiru..(Part2)

Ambulance tiba di kantor tepat ketika adzan dzuhur dari Masjid Jami’ Al – Ikhwan berkumandang. Ba’da dzuhur Kami, Youth & Health Care Officer, Marketing Officer, serta salah seorang Relawan berangkat menuju kediaman Bapak Rudi Hartono (26) ayah Samantha Zavirah Salma (2) di Perum Inkopad Parung Panjang Kabupaten Bogor.

Perjalanan lumayan memakan waktu yang lama akibat jalan yang menuju ke Parung Panjang rusak parah. Pukul 13.00 WIB rombongan meninggalkan kantor, baru tiba di Parung panjang pukul 14.45 WIB. Lebih dari satu setengah jam. Ketika memasuki Perum Inkopad, tampak sekali suasana yang masih ”kampung banget”. Rumah – rumah yang dibangung developer pun jauh berbeda dengan perumahan – perumahan sekelas Perumnas di kota Tangerang. Beberapa rumah bahkan ada yang tak layak dihuni.

Mobil ambulance Rumah Zakat Indonesia berhenti tepat di depan rumah Bu Uun (40), donatur Rumah Zakat Indonesia Tangerang di Blok A8 No.7 Perum Inkopad. Oleh Bu Uun, rombongan diantar ke rumah Samantha yang berjarak kurang lebih 100 meter dari rumah beliau.

Kedatangan rombongan RZI disambut dengan ceria oleh Samantha. Gadis kecil ini berlarian menyalami kami kemudian berlari ke pelukan Ibunya. Sepintas, Samantha tampak sehat dan normal seperti Balita lain seusianya. Bahkan, terlihat sangat aktif. Berlarian, bermain dengan teman sebayanya, bahkan bercanda dengan kedua menjadi rutinitas gadis berusia 2 tahun ini.

”Ini lagi sehatnya Mas,” tutur Tri (23) Ibu Samantha. Ketika penyakitnya kambuh, Samantha tak ubahnya seperti pasien – pasien jantung biasanya. Badannya lemas, nafasnya naik turun lemah, serta tangan dan kaki kebiru - biruan



Penulis : Saidurrohman
Cabang : Tangerang

Read More......

Tuesday, April 3, 2007

Longsor Ancam Merapi Tanah Datar

Ancaman longsor di bagian”pinggang” gunung Merapi di Kab. Tanah Datar Sumatera Barat akibat gempa (6/3) yang melanda bulan lalu membuat masyarakat di jorong sekitar gunung Merapi sedikit cemas, hal ini dibenarkan oleh Bupati Tanah Datar M Shadiq Pasadiqoe seusai meninjau korban longsor di Mudik Air, Nagari Tambangan akhir pekan lalu.

“Kita sudah meminta Tim SAR segera mengamati keadaan mengelupasnya Gunung Merapi itu dari dekat.Jika terjadi musim penghujan, kita minta pada walinagari maupun camat bersama musprika untuk terus memantau kawasan rawan longsor di wilayahnya. Apapun perkembangannya segera laporkan kepada Pemkab.”, tegas Shadiq.

Kepala Dinas Kimpraswil Kab. Tanah datar Erizal mengatakan kerusakan yang melanda jalan sepanjang kab. Tanah Datar yakni sepanjang 34.754 meter yang bernilai kerugian Rp. 29,853,951,571. Hal ini telah disampaikan kepada Gurbernur Sumbar dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.”Untuk itulah, kita berharap segera dibantu dananya oleh pemerintah. Karena ini vital untuk memulihkan ekonomi masyarakat, ujarnya lagi.
(padangekspres, 020407)

Penulis : Miralyn Afrini
Cabang : Padang

Read More......

Monday, April 2, 2007

Service On The Weekend

SEMARANG. Hari libur nasional di penghujung Maret kemarin, bukan berarti layanan Mobil Jenazah Gratis Rumah Zakat Indonesia ikut berhenti beroperasi. Pak Cipto sebagai driver Mobil Jenazah di Semarang, kali ini mendapatkan petualangan yang sedikit berbeda dalam proses pengantaran jenazah yang dilakukannya.


Pada Minggu (31/3) pukul 13.30 WIB Cipto mendatangi alamat di kawasan Kulitan Mataram yang dikenal sebagai kampungnya preman di kota Semarang. Sambutan yang diterima ketika mobil jenazah datang pun tidak seramah biasanya, ada yang bahkan berkomentar “Mas, bannya dijual aja buat beli minuman.” Innalillahi, sebuah cobaan bagi Cipto yang berupaya menunaikan amanah untuk melayani ummat, namun alhamdulillah situasi dapat dikendalikan dengan baik.

Jenazah pun akhirnya diantarkan ke pemakaman Bergota, yang lagi-lagi menuai peristiwa yang mengkhawatirkan yaitu ketika di perempatan jalan ada sebuah taksi yang tidak mau berhenti ketika para ta'ziah ini menyetop arus lalu lintas untuk memberi jalan mobil jenazah. Hal ini membuat rombongan pemuda ta'ziah marah dan mengejar taksi tersebut, dan terjadilah tawuran antara rombongan ta'ziah dan rombongan supir taksi di kawasan Johar menyebabkan mobil jenazah tidak diperbolehkan maju. Setelah kira-kira 15 menit baru para pengantar jenazah dapat melanjutkan perjalanan.

Semoga pengalaman ini dapat memperkuat tekad seluruh tim Rumah Zakat Indonesia untuk memberikan pelayanan terbaik bagi umat, kapan dan dimana saja.***


Newsroom/Kurnia Ariffianto
Semarang

Read More......