Sunday, April 13, 2008

MEREKA YANG BERPRESTASI DI ICD

Jembatan Ampera dan Pempek, itu adalah ikon dan masakan khas kota yang Zaki kunjungi kali ini. Di kota Palembang, Zaki yang ditemani Refika Artari, Mustahik Relation Officer (MRO) berkesempatan untuk bersilaturahmi ke rumah anak asuh Rumah Zakat di Muhajirin, kelurahan Lorok Pakjo kecamatan Ilir Barat 1 yang merupakan wilayah Integrated Community Development (ICD) Rumah Zakat Indonesia cabang Palembang.

Semilir angin berhembus sejuk terasa petang kemarin (8/4) saat Zaki berkunjung. Langit yang mendung menandakan akan segera turun hujan seperti hari – hari kemarin. Sejumlah anak – anak terlihat berlarian bermain ceria di jalan sempit depan rumah mereka. Jalan tanah merah yang becek akibat hujan kemarin membuat kaki telanjang mereka belepotan lumpur. Terlihat beberapa dari mereka masih mengenakan seragam sekolah yang mungkin akan dipakai esok hari.

Setelah berputar – putar melewati rumah – rumah yang tersusun rapat, akhirnya Zaki sampai di rumah pertama. Di rumah ukuran 4 x 3 meter ini Holilah (13), salah satu anak asuh Rumah Zakat dan kelima saudaranya tinggal bersama kedua orang tua mereka R Muhammad Rasif Toyib (53) dan Lilialisan Bahtiar (38). Zaki di sambut oleh ibu Lili yang sedang beristirahat bersama putranya yang bungsu, Tegar (4), sedangkan Lila, sapaan akrabnya sedang bermain di luar bersama teman-temannya.

Lila merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara. Uniknya cuma dia yang berprestasi di sekolah di banding saudaranya yang lain. Murid kelas 5 di SD Negri 22 Puncak Sekuning ini baru saja menyabet juara Harapan II untuk lomba mata pelajaran IPS yang diadakan Dinas Pendidikan Kota Palembang. Bersaing dengan SD lain yang terbilang elit, dari 380 murid yang berlomba Lila mampu menjadi satu – satunya peserta yang mewakili SD N 22 yang membawa pulang tropi penghargaan. Sedang untuk prestasi di sekolah, Lila selalu masuk dalam urutan 5 besar meski jumlah tidak hadirnya sebanyak 18 hari bahkan di semester II kelas 3 dia pernah tidak hadir 50 hari karena menunggui Ibunya yang dirawat di rumah sakit.

Esoknya Zaki berkunjung ke rumah anak asuh berprestasi lainnya di ICD Lorok Pakjo Palembang. Cukup unik karena mereka adalah anak kembar identik dengan sifat yang cukup bertolak belakang. Mereka adalah Mujahid Syukron (9) dan Mujahid Syukri (9). Ayahanda tercinta tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka karena terganggu jiwanya dan terpaksa dirawat di rumah sakit jiwa. Sebab itu lah si kembar bersama ibu dan adik bungsunya, Al Ghozali (4) tinggal bersama nenek mereka di rumah sederhana di pinggir sebuah kali. Ibu mereka Juhanis (38) tidak punya pekerjaan, untuk makan sehari hari mereka menggantungkan harapan dari warung kecil kecilan di depan rumah. Sedangkan penghasilan nenek, Robiah (65) sebagai guru ngaji tidak banyak, namun cukup sebagai tambahan keperluan sekolah mereka.

Uki, sapaan akrab Mujahid Syukri dan Ukon, sapaan akrab Mujahid Syukron adalah si kembar yang bersahaja. Setiap hari mereka harus berjalan kaki 6 km (pulang – pergi) menuju sekolahnya di MI Quraniyah IV. Sekotak makan siang dan sebotol air minum adalah bekal mereka setiap hari sehingga mereka tak perlu uang jajan lagi. Uki selalu menyabet juara 1 di kelasnya. Sedangkan kembarannya ukon tidak berjauhan nomor rangkingnya. Jika Uki rangking 1 maka ukon lah yang rangking ke 2. Sedikit aneh memang mengingat kondisi rumah mereka yang tidak dialiri listrik meski di perkotaan. “Sebenarnya untung mbak, karena ga punya TV anak – anak jadi bisa tenang belajar”, ujar Ibu Ukon dan Uki.

Uki berbakat di bidang seni, ia sangat suka menggambar, walaupun peralatan melukisnya tidak lengkap. Uki tidak pernah bosan untuk menggambar. Ukon sedikit berbeda, ia anak yang hiperaktif. Sepak bola adalah olahraga kegemarannya. Uki dan Ukon berharap melalui Kids Learning Center yang diadakan untuk anak asuh setiap pekannya, mereka dapat menggembangkan potensi yang mereka miliki sekarang ini.

Selain Lila, Uki dan Ukon, di ICD masih banyak anak asuh yang juga mempunyai segudang prestasi dan potensi. Oryza Fadilla (10), Lusi Lestari (17), Herianto (17), Anindya Rizqita (9) dan Nani Lasmita (15), mereka adalah anak asuh yang selalu menjadi juara 1 di kelasnya mengalahkan teman – temannya yang berasal dari keluarga mapan. Lebih unik lagi adalah Ariyadi (9). Siswa kelas 1 SD ini baru bersekolah setelah mendapat beasiswa dari Rumah Zakat. Menakjubkan, anak yatim piatu tanpa bekal pendidikan apa – apa sebelumnya ini langsung menjadi juara 1 di kelasnya. Bayangkan saja betapa ironisnya bila anak cerdas seperti dia tidak sempat mengecap dunia sekolah. Wah..., Zaki jadi terharu nih...

Terkadang memang Allah memberikan banyak kelebihan di balik kekurangan yang di miliki setiap manusia. Tak ada yang bisa memilih lahir di keluarga kaya atau miskin, punya orang tua baik atau tidak. Disitulah letak rahasia besar Sang Pencipta untuk kita dapat berbagi kepada sesama sebagai wujud syukur atas segala karunia-Nya. Baik sobat zakat, sekian dulu cerita jalan – jalan Zaki di Palembang. Nantikan Zaki di kota – kota lainnya ya.... wassalam.

Written by Andrie Mahriza dan Refika Z Artari


No comments: