Sunday, April 27, 2008

Benahi Neglasari Sampai Mandiri..


Tangerang – Udara di Tangerang siang ini, Sabtu (19/04) begitu panas, tidak seperti hari-hari sebelumnya langit Tangerang diselimuti mendung. Kali ini Zaki meluncur ke daerah Tangerang yang terkenal dengan kota Seribu Industri ini. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang Pengembangan Jabotabek, Kota Tangerang merupakan salah satu daerah penyangga Ibukota Negara DKI Jakarta. Ditemani oleh MRO (Mustahiq Relation Officer) Tangerang M. Irvan Bakrie berkeliling ke kecamatan Neglasari, yang menjadi Desa Binaan Rumah Zakat Tangerang selama 11 bulan.

Kecamatan Neglasari dengan luas wilayah 16,077 Km2, terbagi menjadi 7 kelurahan dengan kepadatan penduduknya mencapai : 4.712,62 Jiwa/Km2 (kota Tangerang dalam angka 2005), masih menyisakan potret kemiskinan. Sebutan kota industri ternyata belum mampu menyejahterakan masyarakat miskin Kota Tangerang.

Dibawah terik matahari Zaki berkenan melewati fly over di Jl. Jendral Sudirman Tangerang yang pengerjaannya baru selesai bulan ini, kami sampai di rumah pak Dodo yang terletak dibelakang RS Sintanala, kelurahan Karangsari. Kedatangan kami disambut oleh pak Dodo (40) yang sedang menimang cucunya, Caca (1 th). Pria setengah baya ini sehari-harinya bekerja mengumpulkan kaleng-kaleng bekas kemudian baru dijual ke penadah kalau sudah mencapai 2 kwintal. Biasanya untuk mengumpulkan kaleng sebanyak 2 Kwintal membutuhkan waktu 1 bulan. Satu kwintal dihargai 270.000.

Untuk menyokong perekonomian keluarganya, Maemunah (38) Istri pak Dodo ini membuka warung kecil-kecilan. ”kalau mengandalkan penjualan kaleng, tidak akan cukup untuk menghidupi keluarga dan kebutuhan lainnya,”ucapnya. Kedatangan Zaki dan kang Irvan ini adalah memberikan undangan kepada pak Dodo untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan budidaya lele yang akan diselenggarakan 1-3 Mei mendatang. Pak Dodo merupakan salah satu perwakilan mustahiq yang dipilih Rumah Zakat untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan dari kelurahan Karangsari yang dipimpin oleh Drs. Suherry ini.

Sambil minum air mineral cup yang dihidangkan bu Munah, sapaam akrab Maemunah, dapat menghilangkan haus ditenggorokan. kang Irvan menjelaskan materi-materi dalam pelatihan nanti. Rencanya setelah mengikuti pelatihan budidaya lele, pak Dodo akan membuat bak lele di samping rumahnya yang menyisakan tanah beberapa meter.”semoga dengan mengikuti pelatihan lele yang akan diselenggarakan Rumah Zakat, bisa menambah pendapatan keluarga, bisa memperbaiki rumah yang kayunya sudah pada rapuh, bisa menambah usaha warung, sehingga kami tidak perlu mendapat bantuan lagi dari Rumah Zakat,”harap pak Dodo.

Menurut Irvan, MRO Tangerang. Peserta dibatasi hanya 10 mustahiq yang tersebar di kecamatan Neglasari dan Benda. Dalam pelatihan lele nanti, peserta akan diberi materi bagaimana menternak lele, bagaimana proses penelurannya, bagaimana merawat benih-benih lele, kemudian penjualannya, katanya proses peneluran cuma membutuhkan waktu dua hari saja, setelah itu anak lele bisa dipasarkan.

Pelatihan kewirausahaan merupakan salah satu program untuk desa binaan, dengan harapan mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi para mustahiq yang belum mandiri secara ekonomi. Rumah Zakat Tangerang sendiri tahun 2008 di targetkan 40 mustahiq bisa mandiri secara ekonomi.

Tentu harapan pak Dodo seperti harapan mustahiq lainnya, bisa merubah kondisi hidup menjadi lebih baik. Sambil menimang Caca, ia mengiringi kepergian kami dengan tatapan matanya, sesekali ia mengadah kelangit-langit, berharap agar cucu-cucunya hidup secerah matahari yang sinarnya bermanfaat bagi mahluk di bumi.

Sucipto

MSO Tangerang.

No comments: