Friday, April 13, 2007

KORNET SUPERQURBAN DI Peguunga Seribu

YOGYAKARTA. Perjalanan menuju ke dusun itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Tidak saja sulit, tetapi bahkan berbahaya. Jalannya curam-mendaki, berkelak-kelok tajam, terjal dan dengan bentangan jurang yang mengapit di sepanjang kanan-kiri jalan. Diperlukan pengemudi berpengalaman, tangkas dan bernyali besar untuk menyusurinya. Dan di dusun itulah Rumah Zakat Indonesia di penghujung Maret kemarin mendistribusikan Superqurban.


Dusun itu bernama Wuluh. Berada di wilayah administratif Desa Purwodadi, kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Diperlukan waktu sekitar tiga jam untuk bisa sampai di dusun yang berada di sebelah timur Kota Yogyakarta itu. Gunung Kidul sendiri merupakan daerah yang berada di atas jajaran pegunungan seribu yang membentang hingga Pacitan Jawa Timur.

Secara geografis daerah Gunung Kidul-- terutama bagian selatan-- penuh perbukitan terjal dengan tanah kering-kerontang. Masyarakat di sana sebagian besar hidup bertani dengan menanam palawija di lahan tadah hujan yang panen setahun sekali. Mereka lekat dengan stigma keterbelakangan budaya, keterbatasan sumber daya ekonomi, tingkat pendidikan rendah dan akses kesehatan yang sulit. Hingga saat ini realitas di sana memang tidak jauh berbeda dengan stigma tersebut. Termasuk di Dusun Wuluh ini.

Distribusi Superqurban yang dilakukan Rumah Zakat di sana, merupakan bagian dari aksi sosial dan aksi siaga sehat untuk masyarakat di daerah minus. Dusun ini sendiri sudah sejak lama menjadi dusun binaan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Sehingga tim Rumah Zakat Indonesia bisa sampai di sana berkat kerja sama yang dijalin dengan pihak UAD. Tim Rumah Zakat terdiri dari dokter dan relawan.

Aksi ini dihadiri oleh sekitar seratus warga dusun Wuluh. Kehadiran sedemikian banyak warga adalah sesuatu yang luar biasa. Mengingat rumah warga rata-rata berjauhan dengan medan perjalanan yang begitu berat untuk dapat berkumpul. Apalagi mereka kebanyakan telah berusia lanjut dan harus datang tertatih-tatih dengan berjalan kaki.

Pada kesempatan tersebut didistribusikan sebanyak 150 kaleng Superqurban. Kemudian juga didistribusikan pakaian pantas pakai dan sembako. Bersamaan dengan itu sekaligus dilakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis pada setiap warga yang datang.

Kehadiran sedemikan banyak warga menunjukkan respon mereka yang sangat bagus terhadap aksi sosial dan aksi siaga sehat Rumah Zakat Indonesia. ”Saya sangat senang dan berterima kasih dengan segala bantuan dan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di dusun ini oleh Rumah Zakat. Apalagi kami sangat jarang mendapatkan bantuan semacam ini. Saya berharap Rumah Zakat dapat kembali ke sini lagi kelak”, ujar Ny. Tarni (70 th) salah seorang warga yang turut hadir.

Rumah Zakat Indonesia memang harus kembali ke sana. Termasuk ke dusun-dusun minus lainnya di belahan selatan pegunungan seribu. Mereka semua menunggu uluran tangan.***


Newsroom/Waluyo
Yogyakarta

1 comment:

Anonymous said...

Halo salam kenal melihat artikel anda sungguh bagus.
Mudah-mudahan negara kita tidak terkena bencana terus menerus karena bikin susah kita semua.
Btw sudah nonton film The Secret belum…wow film ini sangat bagus banyak dari beberapa penulis blog di TDA yang membahas dan bahkan sudah ada yang mempraktekkan Law of Attraction..Mau tahu lebih lanjut boleh lah link ke franxbudi.blogspot.com atau mau dapat langsung pelajaran gratis dari Bob Proctor dan Jack Canfield klik aja ke www.connect.thesgrprogram.com
Salam ya,
Franxbudi
http://secretofmind.blogspot.com